Setelah sekian lama udah gak nulis artikel masalah romansa, kali ini ijinkan aku buat numpahin segala pengalaman dan penderitaan yang dialami oleh sebagian besar kaum adam gara-gara penyakit "Mengharapkan Dia".
Sebenernya sih aku bikin artikel ini sambil senyam-senyum sendiri (jangan dianggap gila ya...hahaa) karena artikel ini juga berkaca dengan pengalamanku sendiri dalam petualangan di dunia romansa yang sangat luas dan tak bertepi... Oke aku jadi mulai lebay nih, maka mari kita skip...
Biasanya ada yang keukeuh nanya kayak gini :
Apa ada yang salah dengan berharap ke dia?
Menurutku sih, berharap ke dia sih selama masih di tingkatan wajar ya boleh-boleh aja kok asalkan gak sampai pake acara teror-meneror dia segala lah. Buka matamu guys (aku juga ikutan), berpikirlah kayak gini kalau selama pohon kelapa masih tinggi di pantai dan kau masih bisa panjat itu pohon, liat saja dari ketinggian itu masih banyak kaum hawa yang lagi sendiri dan menunggu buat diajak ngobrol. Hehehehe
The Main Problem Is, Are You Brave Enough To Get This Done?
Oii, Oii...
Masih penasaran sama tanda-tanda kalau kau ngarep kan?
Oke deh gak usah banyak cincong lagi, ini lagi keadaan euforia soalnya tiba-tiba ada ada ide nulis artikel romansa lagi. So fokus aja ke hidangan utamanya yak, cekidot meen...
Seringkali di tengah aktivitas yang kau jalani, otakmu terus berproses membayangkan si dia dan membuatmu tidak bisa berhenti memikirkannya. Berhati-hatilah karena ini merupakan salah satu tanda paling awal bahwa kau lagi kena penyakit "Mengharapkan Dia".
Contoh mudahnya yang bisa kita temui sehari-hari seperti pengen tau lagi apa dia saat ini, keadaannya gimana? Kalau lagi sakit apakah sudah sembuh atau belum. Nah, disini permasalahannya bermula, itu semua gara-gara kau gak punya apapun yang menarik dalam hidupmu, maupun beberapa kenalan wanita sehingga bisa saja seorang wanita yang baru dikenali saja sudah kau jadikan orang yang spesial. Solusinya adalah, kamu keluar dari duniamu dimana kau sendirian saja berjuang dan ikutlah berbagai aktivitas di lingkunganmu (Sekolah, Kampus, Komunitas) dan saksikan perubahan-perubahan yang bakal terjadi dalam hidupmu.
- Kamu Jadi Orang Yang Paling Serba Tau Tentang Dia (Stalker Detected)
Kita lanjutkan efek yang kedua dari sindrom "Mengharapkan Dia". Gara-gara kamu terlalu keseringan mikirin dia dan gak bisa mengendalikan situasi, selamat kamu sudah mau memasuki fase kedua sindrom ini, yaitu menjadi stalker. Huahahahaha (Lebay lagi deh..)
Gini nih prosesnya ya, sesudah mikirin dia terus-menerus nih, otak mendorongmu mesti ngelakuin sesuatu buat muasin rasa penasaran akan dirimu. Otak kamu terus mencari cara bagaimana mengetahui keadaannya, apa yang sedang dia kerjakan, dan siapa saja orang-orang yang sedang dekat dengannya. Akhirnya karena penasaran yang gak tersalurkan, kamu berubah jadi stalker dengan melihat akun media sosialnya untuk memenuhi hasrat penasaran dan ngarepmu sambil tanpa sadar ngasih investasi tenaga, pikiran, dan waktu buat dia.
Akibatnya, kamu kena semacam ilusi seolah-olah kamu merasa dekat dengan dia, sementara dia samasekali tidak!" Ada ketimpangan khayalan yang baru akan kamu sadari saat entar kamu ditolak dalam PDKT", kata Wing Aureus, salah seorang alumni Hitman System. Solusinya cuma satu, kendalikan emosi dan tingkat ngarepmu sebagai pertolongan pertama.
- Sering Banget Ngomongin Dia Setiap Waktu
Memikirkan dan sering stalking media sosialnya bahkan mungkin belum cukup untuk memuaskan hasratmu. Kamu terus mencari-cari cara untuk memuaskan imajinasi kamu seolah-olah kamu bersama dia. Prosesnya dengan membuat diri kamu merasa senang dan akhirnya kamu membohongi dirimu sendiri dengan cara ngomongin progresmu bersamanya kepada teman-temanmu semua dan kau sangat berharap banget dia jadi pasanganmu. Kamu ceritakan tentang semua strategi dan proses PDKT kamu. Padahal sebenarnya kamu belum atau tidak sama sekali PDKT! Akibatnya, kau cuma berilusi seolah-olah merasa mengenal dirinya dengan sangat baik.
- Kebanyakan Dari Kamu Bakal Treat Her Like A Princess (Istilah Lain Dari Spesial)
Ketika kau lagi kena sindrom ini, pengalamanku membuktikan kalau kamu akan menganggap dia lebih spesial dari siapapun yang pernah kau temui. Kau terus berusaha untuk tidak membuatnya bete,kesal, apalagi marah. Bahkan ada acara minta maaf segala meskipun kau dalam posisi gak ngelakuin kesalahan sedikitpun. Ini adalah puncak inkubasi dari sindrom "Mengharapkan Dia" alias stadium akut yang bukannya bikin gebetan suka, malahan dia bakalan ilfeel. Percaya deh..
Pasti setelah membaca artikel ini timbul sebuah pertanyaan: “Mengapa saya tidak boleh ngarep?” Ketika kau ngarep dengan seorang gebetan yang belum jelas apa dia naksir kamu atau nggak, membuat proses PKDT tidak akan berjalan seperti seharusnya. Ngarep membuat seseorang takut gagal, dan ironisnya, "takut gagal membuat orang melakukan hal-hal yang menyebabkan dia gagal". Sebagai contoh, gara-gara takut ditolak, maka PDKT berkedok dukun curhat atau sahabat gadungan, namun akhirnya terjebak friendzone. (Semua ini pernah kualami bro, I know it)
Terakhir, kata sesepuh Alumni Hitman System Bro Wing Aureus, "Karena kamu telah banyak berinvestasi seperti memikirkannya, stalking, membicarakannya kepada semua orang, bahkan memperlakukannya spesial dibanding dengan yang lain, semua hal itu akan membuat kamu merasa lebih sakit saat menerima penolakan di akhir PDKT. Karena bukan penolakan yang membuat kegagalan terasa sakit, melainkan semua harapan dan bayangan ngarep yang udah kamu ciptakan duluan."
So, stay healthy and keep your sane guys... There's so many women out there who look for quality men like you!
Makasih banyak gan, blog agan juga mantap nih...
ReplyDelete